Minggu, 06 April 2014

Asmara Pahit

tak sengaja kopi hitam terteguk hingga relungku

pahit menggigit tenggorokan

ingin memuntahkan tapi tak bisa

apadaya pahitnya telah menohok menggigit rongga

kau tahu..

pahit itu tak sepahit rasa dalam ragaku

pahitku lebih menusuk relung dalam jiwaku

pahitku menelusup menyelimuti darahku

rotasi telah enggan menemani

mungkin ia muak menemani hati yang sepi

sudah sepi ia hampir saja mati

mati karena pahit menggigit menyelami rasa demi rasa

Rasa?

hambar mungkin lebih tepat menggambarkan rasa

atau buta lebih tepat tanpa rasa

entahlah, aku hanya merasa pahitku menggigit sakit

terimakasih pemberi pahit hati

kau telah ajarkan menanti tanpa henti

kau telah melukiskan pahit demi pahit di hati

tapi hati tak pernah berhenti mencintai

mencintai kamu pemberi pahit hati ini

0 komentar:

Posting Komentar