Minggu, 13 Januari 2013

FENOMENAL


Akhwat?Ikhwan??? akhwat berarti wanita, Ikhwan berarti lelaki, ya  wanita dan lelaki  muslim. Pada perkembangannya sekarang akhwat ataupun ikhwan selalu diartikan dengan kebanyakan wanita atau lelaki seperti biasanya. Namun, bagi saya akhwat tetaplah akhwat.Ikhwan tetaplah ikhwan. Dari segi penampilan, tingkah laku ia memiliki kekhususan sendiri. Akhwat? dia istimewa.Ikhwan?? Kau berbeda.  Kepribadiannya haruslah menjadi cerminan untuk orang lain. Menjadi teladan bagi muslim lainnya. Saya tergelitik untuk membahas esensi akhwat dan ikhwan itu sendiri. Saya terkadang gerah jika ada yang menyamakan antara akhwat dengan wanita biasa, antara ikhwan dan lelaki biasa. Ya, secara bahasa memang sama namun akhwat dan ikhwan adalah muslim yang memiliki pribadi yang Rabbani.

Akhwat?ikhwan?? Dapatkan kau bersikap layaknya seorang muslim dimanapun kau berada, di dunia nyata kau begitu mulia. Gerakmu, langkahmu menunjukkan azzam yang begitu kuat. Aku selalu kagum melihatmu. Izzahmu sungguh tak bisa diragukan lagi. Aku akan semakin kagum denganmu jika begitu pula yang kau tunjukan di dunia maya. Kenapa sering sekali kutemukan akhwat-ikhwan yang begitu mengumbar sikap?? Bersikap seperti orang ammah. Tidakkah kau ingat tarbiyahmu selama ini?? mungkin sudah bertahun-tahun lamanya? Tapi, ah.. kenapa masih saja sikapmu tidak mencerminkan semua itu. Ini, juga yang menjadi tamparan bagiku, aku tahu dunia maya terkadang memang membuat lalai. Untukmu akhwat, untukmu ikhwan kurangi interaksimu di dunia maya yang tidak jelas manfaatnya, bukankah seorang muslim yang baik dia adalah yang senantiasa mengisi hari-hari dengan kebaikan. Nasihat ini juga untukku.

Aku malu. Jujur aku malu. Kemaren, saat pembekalan KKN dari UKM Kerohanian seorang ustad banyak cerita tentang bagaimana lemahnya hati seorang ikhwah jika sudah terlena dengan dunia. Kenapa harus ditambah lagi dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya?? Buang-buang waktu, padahal diluar sana gerak dan langkah kita amat dibutuhkan untuk kemajuan dakwah ini. Akhwat, ataupun engkau yang kau sebut dirimu sebagai ikhwan. Malukah kau ketika bersahut-sahutan tak jelas di Dunia maya?? (read: komen tak jelas, tak ada manfaat). Padahal ketika didunia nyata kau begitu sempurna. Gadul Bashor terhadap lawan jenismu, ya terhadap akhwat. Hanya terhadap akhwat, tapi jika sudah terhadap wanita lain (read: bukan akhwat), kau bersikap selayaknya orang ammah.(read:belum mengenal tarbiyah)

, "

Kata-kata ustad betul-betul menggetarkan hatiku saat itu. Terkadang kita sulit, mempertahankan apa yang sudah menjadi azzam kita, seharusnya pada siapapun perlakukanlah dengan cara yang sama, walaupun ia seorang ammah. Setidaknya yang kita tunjukkkan adalah sikap seorang muslim. Sikap yang diajarkan Rasullullah, lambat laun mereka (read: orang ammah) akan mengerti beginilah sikap seorang muslim seharusnya. Walaupun , awalnya mereka akan berfikir kita sombong, eksklusif dan lain sebagainya yang pasti menjatuhkan diri kita. Tapi kita tetap mulia dimata Allah. Bukankah yang selama ini kita harapkan adalah Mulia dimata Allah?? Jika kita masih berharap mulia dimata manusia, maka perbaikilah niat itu. Sama halnya di dunia maya, kenapa demi ukhuwah katamu, demi solidaritas, demi persahabatan atau apalah yang kau agung-agungkan, kau mau mengumbar-umbar sikap pada orang lain yang jelas kau hanya mengenalnya dari dunia maya. Bukan bermaksud su'uzon, tapi tidakkah terlalu berlebihan jika akhirnya orang itu menjadi tempat curhatmu, menyimpan aibmu.Ya, jika kau curhat dengan sesama jenismu mungkin tidak ada masalah, tapi jika sudah dengan lawan jenis??

heii, kau itu aktifis dakwah, atau mungkin selama ini kau hanya mengaku-ngaku sebagai aktivis dakwah?? mungkin selama ini yang kau tulis di catatanmu di FB, di blog- mu yang berhubungan dengan harokahdakwah, syiar islam hanya tameng yang menutupi dirimu yang sebenarnya?? Dimana dirimu yang sebenarnya wahai ikhwah?? Wahai engkau akhwat dan ikhwan??Tidak perlu menjadi orang lain, jadilah diri sendiri dengan segala kekuranganmu. Walaupun kau dibilang kaku, tidak supel tapi yakinlah kau yang terbaik. Tidak sembarang mengumbar.

Kau Akhwat, Kau Ikhwan. Kau manusia pilihan. Kemana materi tarbiyahmu selama ini?? Sering sekali orang men-judge saya dengan hal-hal seperti itu, sombong sekali, terlalu ekslusif yang jujur membuat saya sedikit mengendur kala itu. Kemudian berusaha untuk mencair pula, tapi saya justru kehilangan jati diri yang sesungguhnya. Jika mereka ingin berteman, maka terimalah apa adanya, ingat bukan kita yang terwarnai tapi jadilah kita yang mewarnai. Bukan kita yang ikut arus, tapi kita yang membawa mereka ke arus yang sama. Ini menjadi renungan juga buat saya, terkadang memang dunia maya terlalu banyak godaan. Jika dunia maya saja tidak  mampu ditaklukkan bagaimana mungkin kita mampu bertahan di dunia nyata?? perangmu, senjatamu yang sebenarnya ada di dunia nyata. 

Terpikir oleh saya, untuk mengurangi intesitas di dunia maya. Saya jadi berfikir apakah sebaiknya tidak perlu mengenal yang namanya internet saja, biar kembali ke masa-masa dulu. Toh, zaman rasulullah juga tidak ada yang namanya internet tapi dakwah berjalan dengan lancar bahkan berkembang dengan pesatnya. Tapi, itu juga tidak mungkin. Karena teknologi akan terus berkembang, dan sebagai seorang muslim kitapun juga harus mengenal teknologi. Hanya saja, kita yang seharusnya mawas diri, jangan lalai dan terlena dengan canggihnya teknologi.

Online berjam-jam untuk hal yang tidak ada manfaatnya, apakah itu cerminan seorang muslim? Hingga melalaikan sholat lima waktu. Tidur lewat dari jam normal, sehingga ketiduran dan terlewatkan untuk Qiyamul Lail  Karena sudah terlalu lelah, sehingga saat sepertiga malam yang seharusnya terbangaun justru kita masih asyik terbuai mimpi. 

Astaghfirullah. Rabb, saya malu terhadap apa yang sudah saya lakukan. Untukmu aktivis dakwah, juga untuk saya pribadi, mari renungkan!! Sudah pantaskan kau sebut dirimu sebagai aktivis dakwah?? Jika Dunia maya masih melenakan untukmu, jika nafsu dunia masih saja membuat dirimu terbuai?? Jika Virus Merah Jambu tak mampu kau lawan?? 

Kau begitu terbaui, asik dengan hari-hari mu yang tak jelas. Padahal diluar sana, saudara kita tengah menangis. Dianiaya orang-orang yang tak berhati. Kita masih sibuk menyenangkan diri sendiri. Membuai diri sendiri dalam balutan yang kau sebut kesenangan dunia, padahal ianya hanya sementara kawan.Wahai ikhwah, saya selalu ingat kata-kata ini "Dakwah akan terus berjalan, walaupun kau tinggalkan jalan dakwah ini, bukan dakwah yang butuh kita, tapi kitalah yang butuh dakwah ini", Setiap jiwa adalah seorang Da'i. Mulai dari diri sendiri, keluarga, sahabat dan orang lain. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung, yang senantiasa memperbaiki diri , berusaha mengejar ridho Allah. Bukan hanya kesenangan dunia.

Kali ini, kutanyakan "Engkau Kah Aktifis Dakwah itu?? Engkaukah Ikhwan itu?? Atau Engkaukah Akhwat itu?? Tolong, jagalah dirimu, jangan sampai orang lain (read: orang ammah), beranggapan buruk karena tingkahmu yang tidak sesuai, beranggapan bahwa seperti itulah seorang akhwat, seorang ikhwan. Bukan maksud hati ingin menghakimi orang lain tapi ini adalah tamparan untuk saya. Ibarat melempar bola ke dinding, pasti lemparannya akan memantul ke si pelempar dengan lebih kuat. Ya, akan kembali ke si pelempar, kepada saya sendiri. Bismillah, mari belajar untuk menjadi lebih baik, biarlah Allah  dan orang-orang beriman yang menilai setiap langkah kita. Allahu'alam.

0 komentar:

Posting Komentar