Minggu, 26 Juli 2015

Mengenang Ramadhan



Perpisahan dengan Ramadhan...

Apakah menyisakan sedikit tangismu karena Allah?
Atau air mata itu telah habis
sebab mata airnya dari lubuk hati juga telah gersang gersang dari rasa takut kepada Allah dan terbuai hijaunya dunia bersama kerasnya hati seumur hidup.
Andai tidak pernah menangis karena Allah maka tangisilah hati yang keras akan akhirat atau bahkan telah mati dari jasad yang tak bertuan.

Menangis karena Allah adalah salah satu tanda dan bukti keimanan karena tangisan ini tidak bisa direkayasa dan kita tidak bisa ingin dan mengatur tangisan ini. Ia muncul dari mata air lubuk hati yang paling dalam, rasa takut kepada Allah dan mengharap ampun serta ridha-Nya

Tidak pernah seumur hidup menangis karena Allah, maka adalah musibah besar yang banyak orang tidak tahu, pura-pura lupa bahkan tidak peduli. Ini menunjukkan hatinya keras, tidak bisa tersentuh oleh kebaikan dan hanifnya iman. Ini karena banyaknya maksiat sehingga perlu segera berobat ke dokter hati yaitu ulama, dibawa ke pekuburan, mengelus kepala anak yatim.

“Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”(Hadits)

Masih saja sulit menangis karena Allah?

Maka tangisilah diri kita, tangisilah hati kita yang mungkin sudah mati dan tangisilah jiwa kita yang tidak bisa menampung sedikit saja tetesan keimanan, serta tangisilah mayat badan kita yang kita seret  berjalan merajalela di muka bumi karena ia hakikatnya telah mati. Semoga dengan menangisi diri kita, Allah berkenan membuka sedikit hidayah kemudian menancapkannya dan bertengger direlung hati hamba yang berjiwa hanif

Ibnu Umar berkata,
“Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu JAUH LEBIH AKU SUKAI daripada berinfak uang seribu dinar!"


Wallahu a'lam bishshowab


0 komentar:

Posting Komentar