Minggu, 12 April 2015

KESUKSESAN HAKIKI

Sudahkah kita memahami “Kesuksesan” yang Hakiki?

Setiap insan, muslim atau pun kafir, ahli ibadah atau pun ahli maksiat, orang saleh atau pun tidak,  pasti mengharapkan kesuksesan dalam hidupnya. Namun, makna kesuksesan yang mereka definisikan berbeda-beda sesuai kadar pengetahuan dan cita-cita yang dimiliki.
Sudah menjadi kewajiban bagi setiap orang yang memeluk agama islam, terlebih lagi mengaku ahlus sunnah wal jama’ah, agar menanamkan satu prinsip agung dalam keyakinannya, bahwa ‘kesuksesan mutlak’ adalah keselamatan diri di dunia dan akhirat.

Ketika di dunia, ia selamat dari kebodohon tentang ilmu agama, selamat dari malapetaka, selamat dari kesyirikan, kebid’ahan dan kemaksiatan. Kelak di akhirat ia selamat dari neraka dan siksa Allah. Inilah kesuksesan yang hakiki, berbeda dengan anggapan orang-orang yang ditipu setan, bahwa kesuksesan adalah keberhasilan seseorang dalam meraih dan menikmati gemerlap dan mewahnya dunia.

Seorang insan tidak mungkin bisa mendapatkan kesuksesan yang sebenarnya, kecuali jika dia betul-betul memahami ilmu agama islam yang kemudian dia beribadah kepada Allah diatas metode yang benar menurut Al-Qur`an dan As-Sunnah.
Siapakah yang tidak mau meraih kesuksesan ini?? Orang seperti apakah dia?
Jawabannya ada pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam , sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah Ad Dausi radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari:
“Semua umatku akan masuk jannah, kecuali orang yang enggan”, para sahabat bertanya: “wahai Rasulullah, siapakah yang enggan memasuki jannah?”, Beliau menjawab: “siapa saja yang menaatiku, maka akan memasuki jannah. Dan siapa saja yang memaksiatiku, maka telah enggan masuk surga”.

Ternyata dari golongan manusia ada orang-orang yang tidak mau memasuki surga, mereka adalah yang durhaka dan bermaksiat kepada Allah dan Rasul Nya.
Padahal kita ketahui, bahwa jannah adalah tempat segala kesenangan, kenikmatan dan kebahagian. Hanya orang dungu lah, yang tidak mau memasuki surga Allah, karena dia lebih rela dengan hawa-nafsunya dan terbuai dengan kehidupan dunia yang berlumuran noda.

Orang yang berakal sehat akan terus mengejar kesempatan untuk memasuki surga Allah, walaupun dia harus mengorbankan segalanya, merasakan kelelahan, mencucurkan keringat, atau bahkan meneteskan darahnya. Dia selalu giat beramal saleh karena yakin dengan janji-janji indah dari Allah.

® Ust. Syuhada al Iskandar

0 komentar:

Posting Komentar