Sabtu, 28 Juni 2014

FTS Anak

Ini adalah naskah fts dengan tema "puasa dan lebaran" Чªлб ϑ¡ dalamnya harus mengandung kata "emak/bunda, pulang kampung, dan lebaran".


Lagi-lagi cerita anak Чªлб termasuk kelemahanku dalam menulis cerita, hiks hik. Kata juri kekuranganku adalah ϑ¡ bagian kelogikaan, kurang masuk akal gitu jika semua tabungan dihabiskan, tapi memang nyatanya seperti itu ya gimana lagi, namanya juga fts.
Tapi aku yakin masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam tulisan ini. Terutama di point of view nya yang masih jauh dari kriteria kanak-kanak. Tolong kasih krisan dan kripiknya ya jika berkenan di kolom komentar. Hatur nuhun :)

JUDUL : SERATUS RIBU

Akhirnya setelah 1 tahun menunggu, kini bulan puasa tinggal 5 hari lagi. Seperti biasa orang-orang banyak yang berburu belanja sebelum harga-harga mahal. Tak ketinggalan juga nenekku. Hari ini Nenek mengajakku pergi ke pasar membeli beraneka macam keperluan dapur. Cukup lama kami mengelilingi pasar untuk membeli berbagai macam sembako, akhirnya tibalah pandanganku tepat menuju ke arah sebuah jilbab merah jambu yang terpajang di sebuah etalase toko baju muslim. "Jilbab itu sangat cantik, pasti cocok sekali dipakai oleh Emak!" pikirku.

Emak saat ini sedang merantau bekerja di kota besar dan kata Nenek, Emak lebaran akan pulang. Pasti Emak rindu sekali dengan kampung halamannya terutama rindu kepadaku, anak satu-satunya Emak. Sedangkan Bapak sudah lama meninggal sekitar 3 tahun yang lalu. Sekarang aku sudah kelas 5 SD, aku ingin memberikan hadiah untuk Emak di hari lebaran nanti karena selama ini keluarga kami tergantung pada Emak. Pasti Emak bangga.

"Putri ingin baju baru ya, Nak?" tanya Nenek. "Tidak, Nek. Putri tiba-tiba ingat Emak, kata Nenek lebaran tahun ini Emak mau pulang kampung. Putri ingin memberikan hadiah untuk Emak." jawabku.
"Tapi cucuku, uang Nenek sepertinya tidak cukup untuk membeli jilbab itu, harganya mahal. Itu ada tulisan harga pas tidak bisa ditawar lagi lho. Kan Putri tahu harga sembako naik semua menjelang puasa." Kata nenek sambil menunjuk ke arah jilbab itu dipajang, Tertera harga jilbab lebar itu dengan label harga Rp 50.000, sebuah nilai angka uang yang cukup mahal buat kami.

Aku terdiam dan melirik keranjang Nenek yang masih terisi sedikit belanjaan karena uang kami kurang. Lama aku merenung hingga tiba-tiba keluarlah ide. Segera kutarik tangan Nenek dan kuajak pulang. "Putri marah sama Nenek?" tanya Nenek. "Tidak Nek, Putri ingin menunjukkan sesuatu ke Nenek!" jawabku. Akhirnya tak lama kemudian kami mendapat sebuah angkot dan segera pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke kamar. Segera aku ambil celengan berbentuk ayam dari dalam lemari. Ini adalah bulan ke delapan aku menabung dari sisa uang jajan yang diberikan oleh Nenek. Aku sebenarnya sangat sayang dengan tabunganku ini tapi aku juga lebih sayang kepada Emak yang jauh-jauh merantau bekerja untuk biaya hidup aku dan Nenek serta biaya sekolahku.
Setelah kubuka celengan ayam itu, aku hitung sisanya. Aku merasa senang karena uang tabunganku berjumlah Rp 100.000.

"Alhamdulillah......ini lebih dari cukup!" syukurku dalam hati. Segera kusimpan uang itu ke dalam kantong baju lalu kuhampiri Nenek yang sibuk mengupas bawang merah di dapur.
"Nek, ayo kita kembali ke toko jilbab tadi, ongkos angkot biar Putri yang bayarin," rayuku pada Nenek.
Nenek heran, "Memangnya Putri dapat uang darimana?"
"Ada deh, nanti Putri ceritain, tapi antar Putri dulu ke toko tadi!" kataku.

Masih dengan rasa keheranan, akhirnya Nenek bersedia mengantarkanku kembali ke toko tadi. Sesampai disana aku lega, ternyata jilbab itu masih belum dibeli orang. Setelah aku membayar jilbab itu, aku segera memeluk Nenek. "Alhamdulillah Nek, akhirnya Putri bisa membeli jilbab ini untuk Emak!"
"Sebentar, Putri dapat uang darimana kok bisa ngumpul segini banyaknya?" tanya Nenek masih keheranan.
"Kan tiap hari Nenek memberi uang saku untuk Putri ke sekolah. Nah, kadang Putri di sekolah tidak jajan, uangnya Putri tabung ke celengan ayam di lemari Putri, Nek. Kemarin Putri buka sudah terkumpul Rp 50.000 selama beberapa bulan ini. Banyak kan Nek? Yang Rp 50.000 untuk beli jilbab Emak, sisanya Rp 50.000 untuk Nenek simpan buat beli cabai dan bawang ya Nek!" kataku bersemangat.

Nenek tampak menahan haru dan langsung memeluk dan menciumiku.
"Nenek bahagia dan bangga sekali dengan Putri, Putri adalah cucu terbaik Nenek. Disaat anak-anak seumuran Putri asyik bermain hp dan alat-alat canggih lainnya, Putri malah ikut memikirkan bagaimana cara membahagiakan keluarga."
"Terimakasih juga Nenek sudah merawat Putri sejak Emak kerja ya Nek, Putri juga sayang sama Nenek!" Segera kucium wajah keriputnya dan kuajak pulang ke rumah. Aku juga tak sabar menanti Emak pulang untuk kuberikan jilbab itu kepadanya. Aku bahagia sekali.




0 komentar:

Posting Komentar